Top 50 Devania Annesya Quotes (2025 Update)

1. “Ada hal-hal yang ingin aku lupakan – saat -saat di mana aku merasa dunia tidak adil dan tak ada seorang pun yang menuntut keadilan untukku.”

— Devania Annesya

2. “Rumah belum tentu adalah tempat bagi segala rasa bermuara. Rumah bisa jadi hanya sebuah bangunan yang diberi label ‘rumah’.”

— Devania Annesya

3. “Nggak ada orang jahat yang dengan berbesar hati mengakui bahwa dirinya jahat, kamu tahu?”

— Devania Annesya

4. “Manusia seringkali bersikap egois atas keinginannya, begitu Atran sering berkata padanya. Mereka seringkali menginginkan sesuatu tanpa memikirkan harga yang harus dibayarnya.”

— Devania Annesya

5. “Namun seseorang tidak perlu menjadi sempurna untuk dicintai.”

— Devania Annesya

6. “Cara kita memandang hidup adalah pilihan masing-masing.”

— Devania Annesya

7. “Kau membuatku percaya bahwa keajaiban itu ada. Kau membuatku merasa bahwa tidak ada salahnya menulis puisi cinta dan menyimpannya dalam botol kaca. Aku datang hanya untuk mengatakan itu. Karena selanjutnya, aku akan selalu membencimu di sisa hidupku.”

— Devania Annesya

8. “Cinta yang abadi adalah yang tak kembali.”

— Devania Annesya

9. “Sebuah cinta selalu mampu menghancurkan segalanya.”

— Devania Annesya

10. “Ia hanya malas. Malas berusaha pura-pura ingin hidup. Malas memaksakan diri untuk makan hanya untuk melanjutkan hidup.”

— Devania Annesya

11. “Kadang ada fase hidup di mana kita tidak bisa mendapatkan kebahagiaan. Pilihan yang tersisa hanyalah rasa sakit. Maka manusia belajar memilih mana yang tidak lebih sakit daripada lainnya.”

— Devania Annesya

12. “Because when you’re angry, you look sexy.”

— Devania Annesya

13. “Kenapa penyesalan selalu ada di belakang? Sebab dengan demikian manusia belajar dari kesalahan yang telah diperbuatnya. Belajar bahwa kehilangan akan sedemikian sakit. Manusia kadang baru bisa menghargai sesuatu setelah terlepas dari genggamanannya.”

— Devania Annesya

14. “Realita dan halusinasi bukan tentang mayoritas dan minoritas. Hanya karena mereka semua berkata kau sakit, bukan berarti kau sungguhan sakit. Kau tentukan hidupmu sendiri.”

— Devania Annesya

15. “Apa yang harus ditangisi dari kematian? Mereka hanya pergi untuk terlahir abadi.”

— Devania Annesya

16. “Di rumah susun ini ada begitu banyak jenis pecandu. Mereka tidak bisa hidup tanpa benda yang dicandunya. Sebenarnya, mereka tidak pernah benar-benar hidup. Manusia memang sebodoh itu. Selemah itu.”

— Devania Annesya

17. “Suatu saat, ketika kamu terpaksa berubah menjadi yang bukan dirimu, kamu harus selalu ingat kalau ada gadis yang mencintaimu tanpa peduli seaneh apa pun dirimu. Yaitu aku.”

— Devania Annesya

18. “Ada sesuatu yang tak pernah berakhir meski telah terhenti.”

— Devania Annesya

19. “Manusia ’kan memang seperti itu. Mereka suka menghakimi. Mungkin karena mereka merasa hidup mereka lebih baik jadi punya hak untuk menghakimi.”

— Devania Annesya

20. “Aku kembali ingat ke masa ketika aku mencintai dia. Saat dia dengan murah hatinya memberiku kesempatan untuk jatuh cinta kepadanya. Sementara cuma kamu di hatinya.”

— Devania Annesya

21. “Anak-anak kecil kadang tidak menyadari apa yang terjadi hari ini sampai dengan dewasa nanti, ingatannya kembali, dan baru mereka mengetahui kenyataan yang menyakitkan.”

— Devania Annesya

22. “Ketika aku bilang aku mencintaimu, bukan berarti kau harus membalasnya. Aku bukan perempuan bodoh, Jonas. Aku rasa kau tahu bahwa kau punya pilihan, untuk berkata ya atau tidak.”

— Devania Annesya

23. “Rinai membelah langit. Hadirkan rintik menggelitik. Adakah di sana kau bertanya? Masihkah kau memandang hujan yang sama? Ingatkah saat kita basah bersama? Berdiri berhadapan. Saling bertatapan. Dalam gigil namaku kau panggil. Masihkah kau ingat nama itu...”

— Devania Annesya

24. “Lagi pula, setiap manusia ditakdirkan untuk saling menyakiti. Betapa beruntungnya mereka yang tidak terlahir. Bahagia dalam ketiadaan.”

— Devania Annesya

25. “Orang yang pergi lebih dulu dari kebanyakan orang adalah orang yang beruntung. Mereka tidak perlu terlalu lama dipermainkan hidup.”

— Devania Annesya

26. “Mayang, apa kamu akan membunuhku detik ini juga? Kamu siap ke hilangan aku sekarang? Bukankah kita masih punya waktu untuk bersenang-senang? Kenapa tidak dinikmati dulu?”

— Devania Annesya

27. “Cinta saja tidak cukup. Sebenarnya dunia ini tidak mengenal kata cukup.”

— Devania Annesya

28. “Mengaku sajalah, keberhasilan akan terasa hambar kalau tidak ada seseorang yang mengakuinya.”

— Devania Annesya

29. “Kenangan indah jauh lebih berharga dari benda termahal sekalipun.”

— Devania Annesya

30. “Kau tidak pernah mencintaiku, Jonas, itu sebabnya kau tidak pernah tertarik untuk mengenaliku.”

— Devania Annesya

31. “Kau kan tahu kau selalu sial dalam urusan cinta. Sebaiknya kau tidak perlu berkencan. Nikahi saja seorang gadis, hamili dia, lalu ceraikan. Pastikan dia punya anak laki-laki.”

— Devania Annesya

32. “Di antara begitu banyak oksigen, kami memilih untuk menahan napas.”

— Devania Annesya

33. “Sebuah hubungan tanpa unsur cinta, sungguh begitu mudah.”

— Devania Annesya

34. “Aku ingin kau belajar satu hal, di dunia ini ada sesuatu yang kau inginkan namun tak bisa kau dapatkan.”

— Devania Annesya

35. “Kalau ciuman termasuk hal yang normal dalam pacaran, aku mau pacaran denganmu.”

— Devania Annesya

36. “Ada sesuatu di dunia ini yang tidak perlu dipikirkan alasannya, mengapa dan bagaimana. Kalaupun ada kehidupan setelah ini, saya masih akan melakukan kebodohan yang sama. Saya akan tetap mencintai Atran.”

— Devania Annesya

37. “Doaku adalah agar Tuhan mengabulkan semua doa-doamu.”

— Devania Annesya

38. “Dalam setiap diri manusia selalu ada suatu bentuk ketakutan untuk tidak dicintai, terbuang, dan terlupakan. Ia munafik kalau hal tersebut tidak terselip dalam hatinya. Jauh dalam lubuk hati Renatha masih tersembunyi ketakutan bahwa ia akan menghabiskan sisa hidup seorang diri, menua, dan akhirnya terlupakan.”

— Devania Annesya

39. “Andra, cewek macam Ariel itu, sekali kamu taklukkan dia, dia akan menaklukkan seluruh dunia untukmu. Tapi kalau kau sampai gagal menaklukkannya, dia yang akan menaklukkanmu!”

— Devania Annesya

40. “Memangnya ke mana lagi aku akan pergi? Selain kepadamu?”

— Devania Annesya

41. “Dia nggak akan sadar kalau aku nggak mencintainya. Semua lelaki kan selalu begitu. Mereka nggak perlu dicintai hanya agar merasa dirinya dicintai. Aku hanya harus menuruti kemauannya, semua akan beres.”

— Devania Annesya

42. “You have no idea. Kadang aku bisa jadi begitu kejam. Dan kadang menjadi kejam adalah jalan keluar yang terbaik.”

— Devania Annesya

43. “Orang yang bersedih sangat mudah melemparkan kesalahan.”

— Devania Annesya

44. “Setiap benda memiliki memori, beberapa di antaranya memiliki memori yang panjang dan tak terlupakan.”

— Devania Annesya

45. “Kau tahu apa yang paling mengerikan dalam hidup, Atran? Hidup dengan menjadi orang lain.”

— Devania Annesya

46. “Kamu nggak seburuk itu, Atran. Kamu nggak seburuk yang orang-orang bilang. Jangan dengarkan mereka. Kamu cuma perlu dengar kataku saja. Percaya padaku saja.”

— Devania Annesya

47. “Kadang ia merasa sangat lucu, pekerjaan kakeknya sebagai tukang kuburan membuat pria tua itu selalu berseri mendengar kabar jika akan ada orang yang pergi. Inilah ironisnya hidup, akan selalu ada orang yang berbahagia di atas penderitaan orang lain.”

— Devania Annesya

48. “Aku harap kamu masih bersamaku, Kalea. Karena hanya aku yang bisa mencintaimu dengan begitu bodohnya.”

— Devania Annesya

49. “Bagiku Ares seperti itu. Sebuah perjalanan yang baru kusadari keberadaannya. Keberadaan yang sama pentingnya dengan ketiadaannya. Dia adalah paradoks.”

— Devania Annesya

50. “Apa yang sedang kau tangisi? Kehilanganmu atas dirinya?”

— Devania Annesya