Top 100

Top 200 Pramoedya Ananta Toer Quotes (2024 Update)
Page 3 of 4

Pramoedya Ananta Toer Quote: “Lagi pula tak ada cinta muncul mendadak, karena dia adalah anak kebudayaan, bukan batu dari langit.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Hidup sebagai nyai terlalu sulit. Dia cuma seorang budak belian yang kewajibannya hanya memuaskan tuannya. Dalam segala hal! Sebaliknya setiap waktu orang harus bersiap-siap terhadap kemungkinan tuannya sudah merasa bosan. Salah-salah bisa badan diusir dengan semua anak, anak sendiri, yang tidak dihargai oleh umum Pribumi karena dilahirkan tanpa perkawinan syah.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Sejak jaman Nabi memang sudah ada hamba-hamba iblis. Maling. Siapa heran ada maling selama iblis ada? Tapi malingpun butuh kehormatan, semakin dia tidak punya kehormatan diri.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Kasihan hanya perasaan orang berkemauan baik yang tidak mampu berbuat. Kasihan hanya satu kemewahan, atau satu kelemahan. Yang terpuji memang dia yang mampu melakukan kemauan baiknya.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Hidup ini Anakku, hidup ini tak ada harganya sama sekali. Tunggulah saatnya, dan kelak engkau akan berpikir, bahwa sia-sia saja Tuhan menciptakan manusia di dunia ini.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Luka terhadap kebanggaan dan harga diri tak juga mau hilang. Bila teringat kembali bagaimana hina aku dijual... Aku tak mampu mengampuni kerakusan Sastrotomo dan kelemahan istrinya. Sekali dalam hidup orang mesti menentukan sikap. Kalau tidak dia takkan menjadi apa-apa.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Ilmu pengetahuan, Tuan-tuan, betapa pun tingginya, dia tidak berpribadi. Sehebat-hebatnya mesin, dibikin oleh sehebat-hebat manusia dia pun tidak berpribadi. Tetapi sesederhana-sederhana cerita yang ditulis, dia mewakili pribadi individu atau malahan bisa juga bangsanya. Kan begitu Tuan Jenderal?”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Seganas-ganasnya laut dia lebih pemurah dari hati priayi.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Orang Jawa sujud berbakti kepada yang lebih tua, lebih berkuasa, satu jalan pada penghujung keluhuran. Orang harus berani mengalah, Gus.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Fina bara kurang ajar sama Ngama. Jangan kurang ajar sama Ngama. Hormati suamimu.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Uh, Hindia, negeri yang hanya dapat menunggu-nunggu hasil kerja Eropa!”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Dan apa bisa diperoleh dalam hidup ini tanpa bea? Semua harus dibayar, atau ditebus, juga sependek-pendek kebahagiaan.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Di balik setiap kehormatan mengintip kebinasaan. Di balik hidup adalah maut. Di balik persatuan adalah perpecahan. Di balik sembah adalah umpat. Maka jalan keselamatan adalah jalan tengah. Jangan terima kehormatan atau kebinasaan sepenuhnya. Jalan tengah – jalan ke arah kelestarian.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “At the beginning of all growth, everything imitates. All of us, when we were children, also only imitated. But children grow up and begin their own development.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Bahwa orang yang punya itu banyak menimbulkan kesusahan pada yang tak punya. Dan mereka tak merasai ini.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Cantik menarik sungguh lebih baik daripada kusut, Ann. Ingat-ingat itu. Dan setiap yang buruk tak pernah menarik. Perempuan yang tak dapat merawat kecantikan sendiri, kalau aku lelaki, akan kukatakan pada teman-temanku, jangan kawini perempuan semacam itu, dia tidak bisa apa-apa, merawat kulitnya sendiri pun tak kuasa.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Pelacur makhluk lemah tanpa pelindung.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “I’ve often heard people say, “Your country is beautiful, a virtual paradise.” When will the people of Indonesia be as beautiful as their land, with a civilization and culture that contributes to the greater beauty of humankind and no longer smothers and strangles the mind?”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Ada diajarkan oleh kaum Brahmana, orang kaya terkesan pongah di mata si miskin, orang bijaksana terkesan angkuh di mata si dungu, orang gagah berani terkesan dewa di mata si pengecut. Juga sebaliknya, Kakanda. Orang miskin tak berkesan apa-apa pada si kaya, orang dungu terkesan mengibakan pada si bijaksana, orang pengecut terkesan hina pada si gagah berani. Tetapi semua kesan itu salah. Orang harus mengenal mereka lebih dahulu.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Yang berani mengalah terinjak-injak, Bunda.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Aku kira, setiap penulis yang jujur, akhir-kelaknya akan kecewa dan dikecewakan.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Karena itu, Ann, kau harus kuat. Kalau tidak, orang akan sangat mudah jadi permainan, dan terus dipermainkan oleh orang-orang semacam dia itu.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Kadang-kadang manusia ini tak kuasa melawan kenang-kenangannya sendiri. Dan tersenyum aku oleh keinsyafan itu. Ya, kadang-kadang tak sadar manusia terlampau kuat dan menenggelamkan kesadarannya. Aku tersenyum lagi.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Bagiku sama saja di mana saja. Di mana ada sahabat, di situlah negeriku. Tanpa sahabat, semua ini takkan tertanggungkan. Di negeri sendiri pun bila tanpa sahabat...”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Bagi orang atasan ingat-ingatlah itu Mas Nganten, tambah tinggi tempatnya tambah sakit jatuhnya. Orang rendahan ini boleh jatuh seribu kali, tapi ia selalu berdiri lagi. Dia ditakdirkan untuk sekian kali berdiri setiap hari.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Wanita itu Dewa. Wanita itu Kehidupan. Wanita itu Perhiasan.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “I came to see that man finds meaning in his existence only through the active demonstration of his human self, a cosmos comprising the entire constellation of life’s factors: culture, civilization, tradition, history, ideals, facts, physical conditions, one’s mental state, the ecology, and so on.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Jangan kau mudah terpesona oleh nama-nama. Kan kau sendiri pernah bercerita padaku: nenek moyang kita menggunakan nama yang hebat-hebat, dan dengannya ingin mengesani dunia dengan kehebatannya – kehebatan dalam kekosongan. Eropa tidak berhebat-hebat dengan nama, dia berhebat-hebat dengan ilmu pengetahuannya. Tapi si penipu tetap penipu, si pembohong tetap pembohong dengan ilmu dan pengetahuannya.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Bukankah hidup manusia ini tiap hari dicangkul, diendapkan, dan diseret juga seperti gundukan tanah merah itu?”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Kala itu kemiskinan selalu melayang-layang di angkasa dan menyambari kepalaku.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Tugas dokter Pribumi bukan saja menyembuhkan tubuh terluka dan menanggung sakit, juga jiwanya, juga hari depannya. Siapa akan melakukannya kalau bukan para terpelajar? Dan bukankah satu ciri manusia modern adalah juga kemenangan individu atas lingkungannya dengan prestasi individual? Individu-individu kuat sepatutnya bergabung, mengangkat sebangsanya yang lemah, memberinya lampu pada kegelapan dan memberi mata yang buta.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Doa dan ucapan selamat jalan diucapkan oleh mulut dan tangan yang kami jabat. Tak seorangpun mengucapkan terimakasih. Dan memang kami tidak menuntut, tidak membutuhkan. Sayang, kami belum mampu berbuat lebih dari ini.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Bagi wanita muda, Mas Nganten, sebenarnya tak ada kesulitan hidup di dunia, apalagi kalau ia canti, dan rodi sudah tak ada lagi.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Letakkan cambukmu, raja, kau yang tak tahu bagaimana ilmu dan pengetahuan telah membuka babak baru di bumi manusia ini.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Revolusi, dia adalah guru. Dia adalah penderitaan. Tetapi dia pun adalah harapan. Jangan khianati revolusi! Kembali ia pandangi dua orang tua itu, yang mungkin beberapa tahun lagi tewas digulung maut. Namun mereka meletakkan harapannya pada revolusi. Betapa mereka mengagumi lembaran uang, perwujudan revolusi.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Dan dengan langkah berat pergilah aku meninggalkan rumahsakit itu; rumah tempat orang yang tak bebas mempergunakan tubuh dan hidupnya sendiri.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Menyedihkan sekiranya di antara parasiswa sebagai terpelajar puncak Pribumi, merasa tak ada sesuatu yang patut dibela pada Pribumi sebangsa sendiri.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Siapa pun melanggar hak-hak pribadi akan sahaya tantang, Bunda, apalagi hanya seorang abang.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Kau benar, Minke, wujud dan wajah manusia itu tetap sama, tidak lebih baik daripada di jaman-jaman sebelumnya. Khotbah-khotbah di gereja juga memperingatkan itu berulang-ulang. Dia tetap tinggal makhluk yang tak tahu apa sesungguhnya dia kehendaki. Semakin sibuk orang mencari-cari dan menemukan, semakin jelas, bahwa dia sebenarnya diburu-buru oleh kegelisahan hati sendiri.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Sebagai pengarang saya masih lebih percaya kepada kekuatan kata daripada kekuatan peluru yang gaungnya hanya akan berlangsung sekian bagian dari menit, bahkan detik.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Setiap kerusuhan di sesuatu negeri, bukan hanya Tumampel, adalah cerminan dari ketidakmampuan yang memerintah.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Jangan lupa tuan kolonel, dia seniman – hidup hanya di alam perasaan.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Bagaimana bisa manusia hanya ditimbang dari surat-surat resmi belaka, dan tidak dari wujudnya sebagai manusia?”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Hanya orang dan binatang bodoh saja yang kena cambuk.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Kita ini biar hidup dua belas kali di dunia, tidak bisa kumpulkan duit buat beli barang-barang yang terdapat dalam hanya satu kamar orang-orang kota.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Perempuan itu harta, musti turut lelaki punya mau – Siti F. Yang Ditemui Di Pulau Buru.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Namun, kejahatannya juga tidak boleh dilupakan begitu saja karena jasa beberapa orang.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Tanpa keberanian hidup adalah tanpa irama. Hidup tanpa irama adalah samadhi tanpa pusat.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Di sini tak ada rumah yang terkunci pintunya, siang ataupun malam. Di sini pintu bukanlah dibuat untuk menolak manusia, tapi menahan angin. Di sini semua orang tidur di ambin pada malam atau siang hari, termasuk para tamu yang tak pernah dipedulikan dari mana datangnya. Ia mendengar sekali lagi. Di kota setiap orang baru selalu ditetak dengan tanya: Siapa nama? Dari mana? Di sini orang tak peduli Mak Pin datang dari mana. Tak peduli Mak Pin gagu. Tak peduli sekalipun dia kelahiran neraka.”
Pramoedya Ananta Toer Quote: “Pada setiap awal pertumbuhan, katanya, semua hanya meniru. Setiap kita semasa kanak-kanak juga hanya meniru. Tetapi kanak-kanak itu pun akan dewasa, mempunyai perkembangan sendiri.”
PREV 1 2 3 4 NEXT
Firsts Quotes
Motivational Quotes
Inspirational Entrepreneurship Quotes
Positive Quotes
Albert Einstein Quotes
Startup Quotes
Steve Jobs Quotes
Success Quotes
Inspirational Quotes
Courage Quotes
Life Quotes
Swami Vivekananda Quotes

Beautiful Wallpapers and Images

We hope you enjoyed our collection of 200 free pictures with Pramoedya Ananta Toer Quotes.

All of the images on this page were created with QuoteFancy Studio.

Use QuoteFancy Studio to create high-quality images for your desktop backgrounds, blog posts, presentations, social media, videos, posters and more.

Learn more