Top 200 Pramoedya Ananta Toer Quotes (2024 Update)

1. “Kau terpelajar, cobalah bersetia pada kata hati.”

— Pramoedya Ananta Toer

2. “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”

— Pramoedya Ananta Toer

3. “Menulis adalah sebuah keberanian...”

— Pramoedya Ananta Toer

4. “Seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi perbuatan.”

— Pramoedya Ananta Toer

5. “Berterimakasihlah pada segala yang memberi kehidupan.”

— Pramoedya Ananta Toer

6. “Dan alangkah indah kehidupan tanpa merangkak-rangkak di hadapan orang lain.”

— Pramoedya Ananta Toer

7. “Masa terbaik dalam hidup seseorang adalah masa ia dapat menggunakan kebebasan yang telah direbutnya sendiri.”

— Pramoedya Ananta Toer

8. “Hidup tanpa harapan adalah hidup yang kosong.”

— Pramoedya Ananta Toer

9. “Tak ada satu hal pun tanpa bayang-bayang, kecuali terang itu sendiri.”

— Pramoedya Ananta Toer

10. “Kau akan berhasil dalam setiap pelajaran, dan kau harus percaya akan berhasil, dan berhasillah kau; anggap semua pelajaran mudah, dan semua akan jadi mudah; jangan takut pada pelajaran apa pun, karena ketakutan itu sendiri kebodohan awal yang akan membodohkan semua.”

— Pramoedya Ananta Toer

11. “Kalau kemanusiaan tersinggung, semua orang yang berperasaan dan berfikiran waras ikut tersinggung, kecuali orang gila dan orang yang berjiwa kriminal, biarpun dia sarjana.”

— Pramoedya Ananta Toer

12. “Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hanya hewan yang pandai.”

— Pramoedya Ananta Toer

13. “Painting is literature in colors. Literature is painting in language.”

— Pramoedya Ananta Toer

14. “Kalau mati, dengan berani; kalau hidup, dengan berani. Kalau keberanian tidak ada, itulah sebabnya setiap bangsa asing bisa jajah kita.”

— Pramoedya Ananta Toer

15. “Kau Pribumi terpelajar! Kalau mereka itu, Pribumi itu, tidak terpelajar, kau harus bikin mereka jadi terpelajar. Kau harus, harus, harus, harus bicara pada mereka, dengan bahasa yang mereka tahu.”

— Pramoedya Ananta Toer

16. “The love I knew was from books...”

— Pramoedya Ananta Toer

17. “Every book that is banned is a badge of honor.”

— Pramoedya Ananta Toer

18. “I don’t write to give joy to readers but to give them a conscience.”

— Pramoedya Ananta Toer

19. “An educated person must learn to act justly, beginning, first of all, with his thoughts, then later in his deeds. That is what it means to be educated.”

— Pramoedya Ananta Toer

Featured in: Firsts Quotes

20. “Saya selalu percaya – dan ini lebih merupakan sesuatu yang mistis – bahwa hari esok akan lebih baik dari hari sekarang.”

— Pramoedya Ananta Toer

21. “Aku bangga menjadi seorang liberal, Tuan, liberal konsekwen. Memang orang lain menamainya liberal keterlaluan. Bukan hanya tidak suka ditindas, tidak suka menindas, lebih dari itu: tidak suka adanya penindasan...”

— Pramoedya Ananta Toer

22. “Jarang orang mau mengakui, kesederhanaan adalah kekayaan yang terbesar di dunia ini: suatu karunia alam. Dan yang terpenting diatas segala-galanya ialah keberaniannya. Kesederhaan adalah kejujuran, dan keberanian adalah ketulusan.”

— Pramoedya Ananta Toer

23. “Indonesia adalah negeri budak. Budak di antara bangsa dan budak bagi bangsa-bangsa lain.”

— Pramoedya Ananta Toer

24. “You must first of all think justly. Don’t sit in judgment over others when you don’t know the truth of the matter.”

— Pramoedya Ananta Toer

Featured in: Firsts Quotes

25. “Tanpa mempelajari bahasa sendiri pun orang takkan mengenal bangsanya sendiri.”

— Pramoedya Ananta Toer

26. “Life can give everything to whoever tries to understand and is willing to receive new knowledge.”

— Pramoedya Ananta Toer

27. “Hidup sungguh sangat sederhana. Yang hebat-hebat hanya tafsirannya.”

— Pramoedya Ananta Toer

28. “I’ll do as I please. My mind is not to be imprisoned.”

— Pramoedya Ananta Toer

29. “A mother knows what her child’s gone through, even if she didn’t see it herself.”

— Pramoedya Ananta Toer

30. “Menulislah, karena tanpa menulis engkau akan hilang dari pusaran sejarah.”

— Pramoedya Ananta Toer

31. “Kalau orang tak tahu sejarah bangsanya sendiri –tanah airnya sendiri– gampang jadi orang asing di antara bangsa sendiri.”

— Pramoedya Ananta Toer

32. “Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji, dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya.”

— Pramoedya Ananta Toer

33. “Setiap ketidakadilan harus dilawan, walaupun hanya dalam hati.”

— Pramoedya Ananta Toer

34. “Menulislah sedari SD, apa pun yang ditulis sedari SD pasti jadi.”

— Pramoedya Ananta Toer

35. “I happen to be pretty productive when I am in jail. When you are in jail, you have to spend more time with yourself.”

— Pramoedya Ananta Toer

36. “It is proper for people to have friends, friendships without self-interest. Without friends, life is too lonely.”

— Pramoedya Ananta Toer

37. “Let us see whether it is the New Order or me who will be the loser before Indonesian history. I have won. The New Order has fallen and my writings have been translated into 40 languages.”

— Pramoedya Ananta Toer

38. “Capital dictates the fate of humanity.”

— Pramoedya Ananta Toer

39. “Tidak semua kebenaran dan kenyataan perlu dikatakan pada seseorang atau pada siapapun.”

— Pramoedya Ananta Toer

40. “Harus adil sejak dalam pikiran, jangan ikut-ikutan jadi hakim tentang perkara yang tidak diketahui benar-tidaknya.”

— Pramoedya Ananta Toer

41. “Lelaki, Gus, soalnya makan, entah daun entah daging. Asal kau mengerti, Gus, semakin tinggi sekolah bukan berarti semakin menghabiskan makanan orang lain. Harus semakin mengenal batas. Kan itu tidak terlalu sulit difahami? Kalau orang tak tahu batas, Tuhan akan memaksanya tahu dengan cara-Nya sendiri.”

— Pramoedya Ananta Toer

42. “The fracture of pencil still useful, but the fracture of soul, we couldn’t use it, Mister.”

— Pramoedya Ananta Toer

43. “Selama penderitaan datang dari manusia, dia bukan bencana alam, dia pun pasti bisa dilawan oleh manusia.”

— Pramoedya Ananta Toer

44. “Pity is the feeling of well-intentioned people who are unable to act.”

— Pramoedya Ananta Toer

45. “I don’t follow any kind of ‘isms.’ If there is one, it will be Pram-ism.”

— Pramoedya Ananta Toer

46. “At the beginning of all growth, everything imitates.”

— Pramoedya Ananta Toer

47. “Di sini ada hukum. Kalau hukum tidak ditaati lagi, mari, mari kita panggil hakim.”

— Pramoedya Ananta Toer

48. “Kau harus berterima kasih pada segala yang memberimu kehidupan, sekali pun dia hanya seekor kuda.”

— Pramoedya Ananta Toer

49. “Even though no one admits it, writers are leaders in their communities.”

— Pramoedya Ananta Toer

50. “Kemudian malam melanjutkan tugasnya: kosong dari segala perasaan.”

— Pramoedya Ananta Toer